Minggu, 19 April 2009

Alzheimer

Hati-hati jika Mulai Pelupa
Jika akhir-akhir ini Anda sering kesulitan menemukan kata yang tepat dalam berkomunikasi, kesulitan mengenakan pakaian, dan kegiatan sehari-hari lain, seperti salah menaruh barang, lupa waktu, sulit membuat keputusan, kesulitan menghitung, mudah marah, bingung, curiga, atau kehilangan inisiatif, Anda perlu waspada. Bisa jadi Anda memasuki fase dini alzheimer.
Demensia atau pikun merupakan sindrom degenerasi otak yang progresif yang memengaruhi daya ingat, kemampuan berpikir, perilaku, dan emosi.
Orang sering mengasosiasikan pikun dengan usia tua. Namun, sebenarnya pikun adalah penyakit, bukan sesuatu yang normal. Demensia alzheimer adalah degenerasi otak yang paling sering ditemukan dan ditakuti.
Tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Alzheimer Sedunia. Menurut catatan Asosiasi Alzheimer AS, penyakit ini telah menyerang 26 juta orang di dunia, 5 juta di antaranya di AS. Diprediksikan, tahun 2050 jumlah penderita alzheimer di dunia akan menjadi empat kali lipat. Di AS dan Eropa, alzheimer adalah penyebab kematian keempat setelah kanker, penyakit jantung, dan stroke.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia Samino, yang juga pengajar di Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dalam seminar tentang alzheimer, Rabu (19/9) di Jakarta, penyakit "perampok pikiran" ini umumnya mulai menyerang pada usia 40-50 tahun.
Massa otak penderita berkurang karena sel-sel saraf mengalami kematian secara cepat. Akibatnya, transmisi antarsel otak pun terganggu karena asetilkolin (zat yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antarsel otak) jumlahnya turun.
Mereka yang berisiko tinggi antara lain yang mempunyai riwayat keluarga penderita alzheimer, penderita parkinson, penderita sindrom Down, pernah cedera berat di kepala, memiliki gangguan kelenjar tiroid, diabetes melitus, stroke, atau hipertensi.
Pengobatan alzheimer dengan kolinesterase inhibitor, prekursor asetilkolin, dan fosfatidil kolin. Pemberian antioksidan, vitamin B12, E, asam folat, dan C akan memperbaiki kondisi penderita. Juga rehabilitasi nonmedik, seperti fisioterapi, terapi wicara, dan terapi okupasi.
Menurut staf Departemen Psikiatri FKUI Suryo Dharmono, salah satu faktor penyulit adalah munculnya perubahan perilaku dan mental emosional. Perubahan psikologi itu mulai dari gangguan kecemasan dan depresi sampai perilaku kacau, agresif impulsif yang mengganggu.
Bagaimana cara mencegah atau menunda kemunduran kognitif? Kuncinya, berperilaku hidup sehat serta rajin menstimulasi otak, antara lain lewat menari, musik, membaca, melukis, dan senam otak (brain gym).